Pertempuran tank terbesar di wilayah front timur
|
Panzer VI ''Tiger'' |
Pertempuran Kursk disebut-sebut sebagai pertempuran terdashyat
antara pasukan Jerman dan Pasukan Soviet karena kedua belah pihak
menggunakan kekuatan tank yang besar. Pertempuran ini sendiri terjadi di
dekat kota Kursk yang merupakan garis pertahanan Soviet. Pertempuran
terjadi pada 4 Juli 1943 dan berlangsung hampir 1 bulan lamanya. Jerman
mengerahkan angkatan perangnya yang mencakup 800.000 pasukan infanteri,
2.700 tank dan kendaraan lapis baja, serta 2.000 pesawat tempur, dan
berhadapan dengan pihak Soviet yang memiliki kekuatan mencakup 1.300.000
pasukan infanteri, 3.600 tank dan kendaraan lapis baja, 20.000 artileri
medan dan 2.400 pesawat tempur. Pasukan Jerman dipimpin oleh dua orang
jenderalnya, yaitu Erich von Manstein dan Walther Model.
Pendahuluan
|
Perencanaan sebelum pertempuran dimulai |
Hitler memerlukan kemenangan di front timur sehingga ia mengumumkan
Operasi Citadele
yang diharapkan dapat mengubah peta kekuatan di front timur dimana akan
membalas kekalahan di Stalingrad sebelumnya yang terjadi pada awal
tahun. Rencana ini sempat ditentang oleh ahli strategi hebat Jerman,
Heinz Guderian karena menurutnya tidaklah penting untuk menyerang Kursk.
Akan tetapi rencana Hitler ini didukung penuh oleh Kurt Zeitzler dengan
mengungkapkan data bahwa Jerman harus menguasai obyek-obyek penting
akibat dari pendudukan kota Kharkov pada bulan Maret sebelumnya.
Obyek penting ini letaknya di selatan dari Orel, dengan
Maloarkangelsk sebagai pangkalan utaranya, Kursk sebagai markas tengah dan
Belgorod sebagai markas selatan. Pihak Soviet telah mencium adanya
rencana ofensif dari Jerman ini dari peningkatan kekuatan Jerman secara
besar-besaran di sekeliling titik tersebut dan dari mata-mata mereka di
Jerman, "Lucy", dan dari kode ULTRA yang dapat diterjemahkan oleh pihak
Inggris dan diberikan langsung kepada Stalin. Stalin sempat bermaksud
untuk menyerang Jerman terlebih dahulu sebelum serangan Jerman ini
terjadi. Akan tetapi Marsekal Zhukov menyarankan untuk membiarkan Jerman
menyerang terlebih dahulu dan mengalahkan mereka dengan pertahanan yang
telah dia rencanakan. Pertahanan ini dibuat dengan skala yang belum
pernah ada sebelumnya, dimana pihak Soviet dengan cepat menambah jumlah
pasukan militer dan merekrut 300.000 orang sipil untuk bekerja
bersama-sama membuat jebakan tank, ladang ranjau, senjata anti tank dan
posisi defensif lainnya sebagai antisipasi dari serangan Jerman khususnya tank-tank mereka.
Pertempuran
|
Panser iii milik Jerman berangkat menuju Kursk |
Seharusnya, waktu Jerman melakukan penyerangan adalah 4 Mei 1943, tetapi Hitler ingin menunggu tank Panther dan kendaraan penghancur tank berat Ferdinand/Elefant
siap dioperasikan. Setelah itu sempat terjadi beberapa kali pengunduran
waktu penyerangan. Tanggal 12 Juni merupakan tanggal yang direncanakan
selanjutnya akan tetapi kekalahan dari front Afrika di Tunisia memaksa
Hitler untuk mengundurkan waktu penyerangan selama hampir tiga minggu
hingga bulan Juli 1943. Pada malam tanggal 3 Juli 1943, sehari sebelum
penyerangan, pasukan Jerman menyusup untuk membersihkan dan menyiapkan
jalan melalui beberapa ladang ranjau, dengan cara menusuk ranjau dengan
bayonet, mengangkatnya dan mengamankan dengan tangan. Menurut testimoni
dari insinyur divisi Großdeutschland (terjemahan Indonesia:
Jerman Raya)
, 10 orang prajurit dari pasukan pekerja ke-2 telah mengamankan
sebanyak 2.700 ranjau pada malam itu, yang dikerjakan rata-rata satu
ranjau per-menit setiap orangnya.
Pada tanggal 4 Juli 1943, pukul 14.45 waktu setempat, ratusan pesawat Stuka
Jerman yang tergabung dalam lima grup Armada Udara Ke 4 menyerang area
sekitar Butovo yang terletak 500 meter di dalam garis pertahanan Soviet
sepanjang 2 km. Serangan ini berlangsung selama 10 menit dan
dilanjutkan dengan gempuran meriam dan roket artileri untuk membuka
posisi pasukan Uni Soviet. Armada Panzerkorps Ke-III bergerak menyerang
posisi Soviet di sekitar Savidovka, Alekseyevka dan Luchanino. Dan pada
waktu yang bersamaan di Butovo, Resimen Pengawal Senapan Soviet Ke-199
diserang oleh Resimen Panzergrenadier Ke-3. Dataran tinggi sekitar
Butovo mampu dikuasai oleh Divisi Panzer Ke 11. Di arah barat Butovo,
Divisi Panzer Ke 3 menghadapi perlawanan sengit dari pihak Soviet
sehingga tidak mampu untuk mengamankan sasarannya hingga larut malam.
Sementara itu, armada Panzerkorps Ke-II melancarkan serangan
pendahuluan untuk mengamankan pos pengamatan yang akan digunakan untuk
pertempuran selanjutnya. Disini mereka mendapatkan perlawanan yang kuat
hingga harus menggunakan penyembur api untuk mengamankan bunker dan pos
penjagaan. Pada pukul 22.30, Marsekal Zhukov memerintahkan Tentara Merah
untuk membalas dengan melancarkan bombardiran artileri bertubi-tubi ke
posisi Jerman, yang mampu memperlambat gerak dari Jerman.
|
Peluncur roket soviet ''katyusha'' meluncurkan roket ke posisi Jerman di belgorod
|
Esok harinya, secara mengejutkan serangan balasan yang dilakukan
Angkatan Udara Soviet berhasil membombardir sejumlah pangkalan Luftwaffe
serta formasi tank Jerman dan menimbulkan korban yang tidak sedikit
pula dari serangan mendadak tersebut. Namun, serangan udara Jerman juga
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi armada tank Soviet.
|
Pesawat pembom Soviet Petylakov-2 ( Pe-2 ) berangkat untuk membom Posisi Jerman |
Di medan perang Utara, pergerakan Pasukan Jerman Ke-9 mengalami
hambatan yang jauh lebih berat. Ratusan ribu ranjau yang ditanam Tentara
Merah berhasil menciptakan kesulitan besar bagi pasukan Marsekal
Walther Model. Kemajuan yg diperoleh terlalu sedikit, perlu ahli dan
teknisi ranjau serta kendaraan anti-ranjau untuk mengatasi rintangan
itu. Sialnya, Model tidak memiliki teknisi dan armada yang cukup.
Apalagi, jumlah tank yang dimiliki Model lebih sedikit dibanding armada
tank yang dikerahkan untuk menggempur kawasan selatan Kursk. Selain itu,
moril dan mental pasukan Model juga tidak setangguh pasukan von
Manstein. Akibatnya, daya gempur pasukan Model cepat melemah.
Namun, di medan perang Selatan, Tentara Panzer Ke-4 dan Grup Tentara
Kempf pimpinan von Manstein, yang dipersenjatai lebih lengkap (termasuk
102 Tiger I dan 200 Panther), mampu bergerak dengan lebih mulus meskipun
menghadapi posisi pertahanan yang kuat dan ladang ranjau. Tercatat
pasukan von Manstein mampu menembus pertahanan Soviet sejauh 25
kilometer pada 2 hari pertama serangan. Namun, kinerja tank Panther
tergolong mengecewakan; ketika bergerak menuju titik berkumpul, 45 dari
200 tank mengalami kerusakan mekanis dan harus diperbaiki. Ketika
serangan dimulai, banyak tank Panther yang tersisa terkena ranjau dan
tidak dapat bergerak. 200 tank Panther dari Korps Tank ke-48 lebih
banyak menghabiskan waktu di depot untuk perbaikan daripada melawan
musuh. Pada tanggal 11 Juli Grup Tentara Kempf mampu menembus ke
pertahanan dalam Soviet. Pada saat ini, von Manstein mengira ia telah
terbebas dari ladang ranjau dan dapat menghancurkan sisa-sisa pertahanan
Soviet.
Esok harinya, pasukan Jerman (yang dimana termasuk unit-unit
Waffen-SS seperti Divisi SS Ke-1 Leibstandarte Adolf Hitler, Divisi Panzer SS Ke-2 Das Reich, dan sebagainya) mulai bergerak menuju Prokhorovka. Tapi, serangan balik Tentara Merah yang dilancarkan dari kawasan Prokhorovka
justru berhasil menahan pasukan Jerman, bahkan mengakibatkan Tentara
Panzer Ke-4 ditarik mundur. Pertempuran antara tentara Soviet dan Jerman
diwarnai dengan duel tank dari jarak dekat dan serangan udara intensif,
sehingga kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak sama besarnya.
Jerman sendiri kehilangan 300 Panzer III dan IV, setengah lusin tank
Tiger dan 50 tank lainnya rusak parah. Namun, bedanya kendati jumlah
total kerugian yang dialami Soviet lebih besar, dengan cepat Tentara
Merah sanggup mengganti armada tanknya, sedangkan Jerman tidak.
Soal keunggulan tempur, tank Soviet, terutama T-34
kadang-kadang lebih unggul daripada tank-tank Jerman. Keunggulannya
terletak pada kecepatan, lapisan baja dan desain tank, serta
mobilitas yang sangat baik. Namun kali ini, T-34 dibuat tidak berkutik
menghadapi tank Tiger, yang dengan meriam 88 milimeternya mampu
menghajar T-34 dari berbagai sudut dan jarak berapapun. Maka, untuk
menghancurkan tank Tiger, awak T-34 memakai taktik menyerang
hand-to-hand,
yaitu dengan mendekat bersama-sama lalu menembakinya dari jarak dekat,
dengan dukungan dari meriam anti-tank dan artileri. Itu dilakukan
mengingat meriam 76 milimeter T-34 tidak mampu menghajar Tiger dari
jarak yang jauh, serta pelindung Tiger yang tebal tidak mampu ditembus
oleh meriam T-34 waktu itu.
|
Tank T-34/76 milik Soviet yang hancur dalam pertempuran Kursk dengan awaknya yang tewas di latar depan |
Jerman pun akhirnya berhasil dipukul mundur atau dengan kata lain
mengkhianati doktrin tempur Jerman yang pantang mundur. Manstein dan
Model memilih mundur mengingat mereka masih dibutuhkan untuk
mempertahankan tanah Jerman sendiri. Apalagi ketika pada 17 Juli Hitler
akhirnya memutuskan membatalkan operasi dan memerintahkan unit-unit SS
menuju Italia untuk melawan invasi Sekutu di sana. Hanya Divisi Panzer
SS Ke-1 Leibstandarte Adolf Hitler yang berangkat ke Italia, tanpa
perlengkapan mereka. Unit-unit lainnya bertahan di Front Timur untuk
bertahan dari serangan Soviet, yang setelah berhasil menahan pasukan
jerman, memutuskan melakukan serangan balik gencar, yang akhirnya
berhasil merebut beberapa wilayah Soviet bagian barat yang diduduki
Jerman, termasuk kota Kharkov, RSS Ukraina.
Kendati pasukan Jerman berhasil dipukul mundur dari Kursk, kekuatan
keduanya sebenarnya masih sebanding. Tapi mengingat Jerman tidak lagi
memiliki tentara baru yang lebih segar sedangkan Tentara Merah dan
persenjataannya justru makin melimpah, inisiatif pertempuran langsung
berpindah tangan ke Soviet. Akibat serbuan yang gagal itu, kekuatan
Jerman terus merosot. Selama bertempur untuk menguasai Kursk, setiap
divisi yang dikerahkan Jerman kehilangan antara 2.000 hingga 3.500
prajurit dan perwira terlatih. Sedangkan jumlah total tank dan panser
yang hancur mencapai 500-an buah.
|
Prajurit Jerman yang tewas di Kursk |
PenutupOperasi Citadelle merupakan pertaruhan Jerman di front timur yang
sangat menelan biaya dan memiliki kemungkinan sukses yang kecil.
Setelah operasi ini Jerman terbukti tidak mampu untuk mengembalikan dan
membalas kekalahan mereka. Total korban di pihak Jerman mencapai 200.000
orang meninggal dan terluka. Sedangkan di pihak Soviet tercatat 182.000
orang meninggal dan 424.000 orang terluka. Kedua belah pihak sama-sama
kehilangan lebih dari 50% kekuatan tank mereka, dimana Jerman kehilangan
500 tank dan 200 pesawat tempur, sedangkan Soviet kehilangan 1,500 tank
serta 1,000 pesawat tempur. Inisiatif penyerangan pun berpindah ke
tangan Soviet hingga akhir perang
Kegagalan Jerman dalam pertempuran kursk
- Hitler terlalu menganggap remeh kekuatan pasukan Soviet di kota Kursk
- Banyak tank-tank Jerman yang mengalami kerusakan sebelum pertempuran contohnya tank Panther yang mengalami kegagalan mesin
- Soviet membuat banyak sekali perangkap,ranjau,parit anti-tank sehingga menghambat gerak laju pasukan Jerman
- Kendati Jerman lebih unggul dalam persenjataan,Jerman tidak mampu mengganti kerusakan kendaraan-kendaraan dan sumber pasukan mereka
- Ofensif Jerman dilancarkan subuh 5 Juli dengan bombardir artileri.
Namun rencana ini diketahui Soviet yang memperoleh informasi dari
Sekutu. Inggris berhasil menyadap rahasia Jerman melalui ULTRA, yaitu mesin
pemecah kode rahasia yang dimilikinya. Karena itu Soviet pun mendahului
dengan menghujani tembakan artileri.